Budidaya Lovebird
Budidaya Lovebird
Berukuran kecil dengan tinggi sekitar 13-17 centimeter dan berat antara 15-60 gram, burung lovebird berhasil menarik minat para kolektor burung, atau mereka yang sekedar senang memelihara burung. Keindahan bulu dan suara menjadi ‘nilai jual’ tersendiri bagi burung imut yang sering disebut pula dengan nama burung cinta ini. Banyak orang yang kemudian tertarik untuk mengetahui cara ternak burung lovebird, lantaran peluang usaha yang menjanjikan terbuka lebar.
Pemilihan Bibit Lovebird untuk Budidaya
Langkah pertama yang harus ditempuh seseorang ketika ingin memulai usaha budidaya lovebird adalah pemilihan bibit. Beberapa tips berikut ini akan membantu Anda dalam menentukan bibit unggul lovebird untuk calon peternakan yang akan Anda bangun:
- pilih spesies lovebird dengan paruh yang panjang, besar, tebal, dan berpangkal lebar; serta tampak kuat,
- pilih burung dengan kepala besar; karena hal ini menunjukkan mental yang baik,
- perhatikan postur burung; yang paling ideal adalah lovebird dengan postur sedang, dipadukan dengan ukuran badan, kaki, ekor, dan panjang leher yang serasi. Dada lebar juga menjadi indikasi bibit lovebird yang baik,
- pilihlah lovebird yang sehat, dengan tanda-tanda: lincah, mata cerah dan bersih, kaki besar dan kering, serta memiliki nafsu makan yang baik,
- untuk burung dengan kekuatan suara yang oke, pilihlah yang berleher panjang lagi padat dan berisi.
Cara budidaya yang benar dan baik tentu sangat diperlukan. Tetapi, memilih starter lovebird yang bagus tentu menjadi yang paling penting di awal. Usia induk lovebird untuk bibit yang ideal adalah yang masih muda, sekitar 7 bulan hingga 2,5 tahun. Pada usia ini, burung cenderung produktif, apalagi jika didukung dengan makanan tambahan dan perawatan yang baik. Sedangkan burung usianya melebihi 3 tahun umumnya kurang produktif, sehingga tidak bagus untuk prospek usaha ternak lovebird.
Cara Beternak Lovebird
Memelihara lovebird itu tergolong gampang-gampang susah. Bagi para pemula, banyak hal yang harus dipelajari agar usaha budidaya loverbird-nya tidak berujung sia-sia. Bahkan, di fase awal budidaya lovebird, paling tidak orang harus bisa membedakan mana burung jantan dan betina, juga memilah-milih calon induk yang potensial. Cara beternak lovebird yang paling baik adalah dengan memelihara satu atau sepasang burung; tidak langsung dalam jumlah banyak. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keturunannya. Untuk selanjutnya, setelah pemilihan induk selesai, ada beberapa bagian dari teknik budidaya lovebird yang harus diperhatikan; termasuk pengaturan sangkar, makanan yang diberikan, perawatan kesehatan dan kebersihan burung, hingga pengawinan burung untuk meneruskan keturunan.
Tempat Tinggal Lovebird
Sangkar untuk tempat tinggal lovebird disarankan berukuran 40x40x80 centimeter, agar burung memiliki ruang gerak yang cukup luas. Pastikan kotak ini bersih dari kotoran. Lain halnya ketika burung hendak bertelur dan berada dalam fase mengerami telur. Yang dibutuhkan adalah kotak dengan ketebalan 2 centimeter dan berukuran 15x20x25 cm. Sedangkan untuk bayi-bayi lovebird yang baru menetas, hendaklah disiapkan kotak 40x40x40 cm dengan instalasi lampu bohlam untuk menghangatkan anak lovebird; 5 watt cukup.
Pemberian Makan
Setelah menyiapkan kandang, langkah selanjutnya dari teknik beternak lovebird adalah pemberian makannya. Selalu ingat bahwa pakan ternak yang berkualitas tinggi akan berdampak positif pada perkembangan lovebird; dan sebaliknya. Umumnya, pakan yang diberikan adalah yang dapat memancing dan meningkatkan birahi si burung, sehingga mempercepat proses perkawinannya. Contoh-contoh pakan yang disarankan adalah kwaci, jagung muda, sawi, dan taoge. Sedangkan untuk bayi lovebird yang baru menetas, makanan yang paling tepat adalah bubur bayi dicampur dengan air.
Kendala Beternak Lovebird
Meskipun pemeliharaan lovebird tidak terlalu sulit untuk dilakukan, terdapat sejumlah kendala yang biasa ditemui alon peternak burung dengan bulu yang cantik ini. Yang paling pertama ditemui adalah kesulitan dalam membedakan burung jantan dan betina. Tips yang bisa dicoba untuk mengatasi hal ini adalah dengan meraba bagian cupit di bawah anusnya. Jika keras, rapat, dan lancip; kemungkinannya jantan. Jika lembek, lebar, dan tumpul; maka betina. Paruh juga bisa membedakan: cenderung melebar itu betina, sedangkan lovebird jantan berparuh meruncing.
Kendala lain yang banyak ditemui selama masa perawatan hingga perkawinan dan penetasan telur adalah sebagai berikut:
- serangan hewan lain yang sering mengakibatkan kematian. Hewan yang paling sering mengganggu lovebird adalah tikus;
- sulitnya mengawinkan sepasang lovebird; untuk mengatasinya, peternak harus mengetahui dengan baik masa-masa birahi burung serta memberi pakan yang meningkatkan birahi,
- telur yang tidak menetas; yang disebabkan oleh kurangnya nutrisi pada induk, infeksi bakteri, atau induk yang mandul,
- kelainan pada kaki pada anak burung yang baru menetas; salah satu upaya pencegahannya adalah menempatkan induk yang sedang mengerami telurnya di tempat yang tidak licin.
Comments
Post a Comment